Kesehatan seksual remaja merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Edukasi dan pencegahan penyakit menular menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan seksual para remaja.
Menurut dr. Ari Fahrial Syam, Sp.KJ, MARS, seorang pakar kesehatan seksual dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, “Edukasi tentang kesehatan seksual sebaiknya dimulai sejak dini, terutama pada masa remaja. Remaja perlu diberikan pemahaman yang benar mengenai pentingnya menjaga kesehatan seksual, termasuk pencegahan penyakit menular seksual.”
Pentingnya edukasi tentang kesehatan seksual remaja juga disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MPH, Ph.D., Direktur Jenderal P2PL Kementerian Kesehatan RI. Beliau menjelaskan bahwa “Pengetahuan yang tepat tentang kesehatan seksual akan membantu remaja untuk membuat keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab terkait dengan aktivitas seksual mereka.”
Selain edukasi, pencegahan penyakit menular juga harus menjadi fokus utama dalam upaya menjaga kesehatan seksual remaja. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, kasus penyakit menular seksual di kalangan remaja terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan perlunya upaya pencegahan yang lebih intensif.
Dalam hal ini, dr. Nadia Wulandari, M.Kes, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya upaya pencegahan penyakit menular seksual di kalangan remaja. Beliau menyatakan bahwa “Pencegahan penyakit menular seksual tidak hanya dilakukan melalui penggunaan kondom saat berhubungan seksual, tetapi juga melalui edukasi tentang perilaku seksual yang aman dan sehat.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan seksual remaja merupakan hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Edukasi dan pencegahan penyakit menular harus menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga kesehatan seksual para remaja. Melalui upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan angka kasus penyakit menular seksual di kalangan remaja dapat ditekan dan kesehatan seksual mereka dapat terjaga dengan baik.